METAFORA
PADA JUDUL-JUDUL BERITA DI HARIAN KOMPAS
Saefu Zaman
Pusat Pembinaan Bahasa dan Sastra, Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa
Jalan Daksinapati Barat IV, Rawamangun, Jakarta Timur
Abstract: Metaphors have been used in all aspects of language life.
Metaphors are used for reasons of facilitating understanding, reinforcing
meaning / impression, and conceptualizing something abstract to be more real
and close to the reader. This study uses the analytical method proposed by
Knowles and Moon, which is analyzing metaphors by identifying the vehicle
(metaphor), topic (meaning), and grounds (relevance) elements. The research
data analyzed were headlines in the Kompas newspaper, Thursday, July 16, 2020.
The results showed that there were 18 headlines from 39 major headlines
containing metaphors. The amount is equal to 46%. The metaphors used are
ontological metaphors, structural metaphors, and orientational metaphors. Ontological
metaphors are the most widely used, followed by structural metaphors, then
orientational metaphors.
Keywords:
Knowles and Moon, metaphor,
Kompas daily
Abstrak: Metafora telah digunakan dalam seluruh
aspek kehidupan berbahasa. Metafora digunakan untuk alasan memudahkan
pemahaman, menguatkan makna/kesan, dan mengonseptualisasikan sesuatu yang
abstrak menjadi lebih nyata dan dekat dengan pembaca. Penelitian ini
menggunakan metode analisis yang dikemukakan Knowles dan Moon, yaitu
menganalisis metafora dengan mengidentifikasi unsur vehicle (metaphor), topic (meaning), dan grounds (keterkaitan). Data penelitian yang dianalisis adalah
judul-judul berita dalam koran Kompas
edisi Kamis, 16 Juli 2020. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat 18 judul
berita dari 39 judul berita utama yang mengandung metafora. Jumlah tersebut
sama dengan 46%. Metafora yang digunakan berjenis metafora ontologis, metafora
struktural, dan metafora orientasional. Metafora ontologis adalah yang paling
banyak digunakan, diikuti metafora struktural, kemudian metafora orientasional.
Kata kunci: Knowles
dan Moon, metafora, harian Kompas
1.1. Latar
Belakang
Metafora adalah pemakaian kata atau kelompok
kata bukan dengan arti yang sebenarnya, melainkan sebagai lukisan yang berdasarkan
persamaan atau perbandingan (KBBI). Kata-kata metaforis terbentuk dalam kognisi
pemakai bahasa berdasarkan pengalaman pemakai bahasa. Dengan kata lain, pembentukan metafora memerlukan
pengalaman lain di luar bahasa itu sendiri.
Pada awalnya metafora digunakan dalam teks-teks sastra, seperti puisi dan
prosa. Metafora dalam teks-teks tersebut
biasa juga disebut dengan bahasa figuratif. Namun, saat ini metafora telah
berkembang dan dipakai dalam semua aspek kehidupan. Merasuknya metafora dalam
segala aspek kehidupan tidak bisa dilepaskan dari tujuan penggunaan metafora
itu sendiri. Fenomena metafora ini muncul dari usaha pemakai bahasa untuk
mengungkapkan ide, gagasan, kejadian dengan lebih jelas dan efektif. Hal
tersebut wajar karena kata-kata yang bermakna denotatif terkadang tidak bisa
mewakili konsep yang ingin diungkapkan pikiran dengan efektif sehingga
dibutuhkan kata-kata lain yang memiliki konsep yang sama atau mirip yang lebih
bisa menjelaskan walaupun kata-kata tersebut sebenarnya tidak dalam ranah yang
sama dengan konsep yang ingin diungkapkan. Tentu saja ada syarat-syarat yang
harus dipenuhi agar kata tersebut bisa diterima sebagai metafora, misalnya
kesamaan konsep, keadaan, dan sifat.
Koran Kompas merupakan salah satu koran terbesar di Indonesia dengan
oplah berkisar 500 ribu eksemplar setiap harinya pada tahun 2011. Bukan hanya
di Indonesia, dengan jumlah sebesar itu, Kompas merupakan koran dengan
oplah terbesar di Asia Tenggara. Dengan oplah harian
mencapai 500 ribu eksemplar, pembaca Kompas setiap harinya mencapai
1.850.000 orang (https://id.wikipedia.org/wiki/Kompas_(surat_kabar)).
Dengan melihat besarnya pembaca koran yang terbit sejak 1965 ini, tentu tulisan
yang ada di koran ini menjadi tulisan dengan pembaca yang sangat banyak dan
berasal dari berbagai latar belakang. Banyaknya pembaca ini tentu membutuhkan
strategi penulisan yang bisa dipahami oleh berbagai kalangan pembaca. Harian Kompas
sendiri saat ini memiliki versi cetak dan versi daring, baik dalam bentuk portal
maupun bentuk cetak yang diedarkan dalam bentuk elektronik.
Tulisan di dalam koran biasanya disebut dengan tulisan/ kalimat
jurnalistik. Dewabrata (2010), wartawan Kompas, menyatakan bahwa kalimat
jurnalistik kadang membutuhkan gaya bahasa untuk memberikan penguatan kesan dan
pesan. Gaya bahasa digunakan dengan tujuan untuk memperjernih kalimat agar
mudah ditangkap, dipahami, dan dimengerti pembaca. Gaya bahasa, menurutnya,
juga bisa menolong menambah mudah pemahaman atas sebuah kalimat. Jadi, sebuah koran
atau media massa juga tidak lepas dari penggunaan metafora dalam penulisannya.
Dengan alasan Kompas sebagai media terbesar di Indonesia dan adanya
pemakaian metafora dalam kalimat-kalimat jurnalistik, penulis ingin
mengidentifikasi dan menganalisis metafora-metafora yang ada di koran Kompas.
Jenis-jenis metafora dan proses pembentukannya adalah aspek yang akan
dianalisis. Selain itu, alasan penggunaan metafora yang ada juga akan menjadi
pembahasan.
1.2. Tujuan
Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi
pemakaian metafora dalam judul-judul berita di harian Kompas dan
menganalisis jenis metafora yang digunakan dalam judul-judul tersebut.
2. METODE
PENELITIAN
Metode analisis yang akan penulis gunakan
adalah metode analisis metafora yang dikemukakan oleh Knowles dan Moon, yaitu
menganalisis metafora dengan mengidentifikasi unsur vehicle (metaphor),
topic (meaning), dan grounds (keterkaitan).
Data penelitian
yang dianalisis adalah judul-judul berita dalam koran Kompas edisi
Selasa, 13 Desember 2016. Alasan pemilihan judul-judul berita adalah karena
pembaca koran umumnya membaca judul-judul beritanya terlebih dahulu sebelum
membaca berita yang diinginkan. Pembaca lebih sering melakukan scanning/memindai
judul koran untuk kemudian memilih berita yang akan dibaca.
3. TINJAUAN TEORI
Secara etimologi, metafora berasal dari perpaduan dua kata dari bahasa
Yunani, yaitu meta ‘atas’ dan pherein ‘diangkat’. Metafora yang bermakna ‘diangkat ke atas’ merujuk pada satu proses linguistik dengan
memindahkan karakteristik suatu subjek pada objek yang lain. Saeed (2003)
menyatakan bahwa metafora adalah adanya pemindahan makna (concept
transference), yakni pemindahan konsep dari komponen yang satu ke komponen
yang lainnya.
Metafora adalah fenomena kognitif semantik yang
memerlukan penghubungan antara bahasa dengan fenomena di luar bahasa atau
fenomena yang menjadi pengalaman manusia sebagai pemakai bahasa itu sendiri.
Dengan kata lain, metafora diperoleh dan dimengerti secara kognitif oleh
manusia berdasarkan pengalaman hidup sehari-hari yang diungkapkan dengan bahasa
mereka sendiri. Sebagai suatu fenomena kognitif, metafora harus dianalisis dari
dua ranah yaitu ranah sumber dan ranah target (Johnson dan Lakoff, 1980).
Tentang analisis metafora, Knowles dan Moon (2006)
memperkenalkan langkah-langkah menganalisis metafora yang terdiri atas tiga
istilah pengelompokkan, yakni (1) metaphor (kata atau frasa yang
mengandung metafora), (2) meaning (rujukan atau makna yang diinginkan),
dan (3) persamaan atau keterkaitannya. Secara tradisional istilah tersebut
dikenal sebagai vehicle untuk metaphor, topic untuk meaning,
dan grounds untuk persamaan atau keterkaitannya.
Sebagai fenomena
kebahasaan, metafora memiliki posisi yang penting dalam praktik berbahasa. Menurut Knowles dan Moon, ada dua alasan
mengenai pentingnya penggunaan metafora, yaitu
3.1
Berdasarkan
pada hubungannya dengan kata
Metafora adalah proses penting pada formasi kata dan
makna karena konsep dan makna tereskpresikan dalam kata dengan metafora.
Contohnya pada penggunaan kata pada ranah biologi seperti web, bug,
dan virus yang merupakan ranah biologi yang digunakan sebagai
pengumpamaan untuk mengekspresikan konsep pada ranah komputer.
3.2
Berdasarkan pada hubungannya dengan wacana
Metafora dianggap penting karena berfungsi untuk
menjelaskan, mengklarifikasi, mendeskripsikan, mengungkapkan, mengevaluasi, dan
menghibur dalam suatu ujaran atau tulisan. Metafora juga membantu menamai suatu
rujukan tertentu untuk mempermudah penyampaian maksud atau perasaan si penutur
dalam tuturan atau wacana. Secara umum, metafora menggunakan gambaran konkret
untuk mengungkapkan sesuatu yang abstrak guna membantu menyampaikan hal-hal
yang sulit untuk dikemukakan. Contohnya pada kata war, fight, dan invasion
yang digunakan di ranah biologi untuk mempermudah penyampaian konsep cara kerja
sel-sel dalam tubuh.
Metafora
memiliki beberapa jenis berdasarkan proses pembentukan. Berdasarkan hal itu,
Johnson & Lakoff (1980) mengelompokkan metafora menjadi tiga, yaitu
1)
Metafora struktural yaitu sebuah konsep
metaforis yang dibentuk dengan menggunakan konsep lain. Metafora struktural
didasarkan pada dua ranah: ranah sumber dan sasaran.
2)
Metafora ontologis yaitu metafora yang
melihat kejadian, aktivitas emosi, dan ide sebagai entitas dan substansi.
Misalnya metafora “the mind is a machine”
dalam kalimat “My mind just isn’t operating today”. Metafora
ontologis mengonseptualisasikan pikiran, pengalaman, dan proses—hal abstrak—ke
sesuatu yang memiliki sifat fisik.
3)
Metafora orientasional yaitu metafora yang
berhubungan dengan orientasi ruang, seperti naik-turun, dalam-luar,
depan-belakang. Metafora ini didasarkan pada pengalaman fisik manusia dalam
mengatur orientasi arah dalam kehidupan, seperti UP-DOWN.
Contoh: Happy is
up; Health is up.
4. HASIL ANALISIS METAFORA DALAM JUDUL BERITA DI HARIAN KOMPAS BISA DILIHAT DI SINI
Publikasi artikel ini bisa dilihat di sini.
Posting Komentar