Sastra bandingan menurut sejarahnya dibedakan menjadi dua aliran, yaitu:
1.Aliran Perancis = membandingkan dua KS dari dua Negara yang berbeda
2.Aliran Amerika =
a. membandingkan dua KS dari dua Negara yang berbeda
b. membandingkan dua KS dengan bidang ilmu atau seni yang lain
Syarat sastra bandingan menurut Maman S. Mahayana yaitu:
1.Perbedaan bahasa
2.Perbedaan wilayah
3.Perbedaan politik
Fungsi Sastra bandingan untuk meneliti pertalian sastra antar bangsa
Sastra bandingan menurut Rene Wellek dan Austin Warren:
1.Istilah sastra bandingan kali pertama dipakai untuk studi sastra lisan, cerita rakyat, dan migrasinya, bagaimana dan kapan cerita rakyat masuk ke dalam penulisan sastra yang lebih artistik.
2.Istilah sastra bandingan mencakup studi hubungan antara dua kesusastraan atau lebih. Sastra bandingan di sini disamakan dengan studi sastra menyeluruh.
3.Sastra Dunia merupakan sastra nasional yang diberi peluang meletakkan dirinya dalam lingkungan sastra di dunia dengan kriteria tertentu.
1.Sastra nasional hadir dalam satu lingkungan atau terbatas pada satu Negara
2.Sastra bandingan hadir diluar lingkungan untuk melibatkan dua sastra yang berlainan
3.Sastra umum hadir di atas lingkungan sejumlah Negara yang lebih luas yang dikelompokkan kedalam unit-unit.
Objek kajian Sastra Bandingan menurut Suripan Sadi Hutomo:
1.Membandingkan dua KS dari dua Negara yang bahasanya benar-benar berbeda
2.Membandingkan dari dua Negara yang berbeda dalam bahasa yang sama
3.Membandingkan karya awal seorang pengarang di Negara asalnya dengan karya setelah berpindah kewarganegaraannya
4.Membandingkan karya seorang pengarang yang telah menjadi warga suatu Negara tertentu dengan karya seorang pengarang dari Negara lain
5.Membandingkan karya seorang pengarang Indonesia dalam bahasa daerah dan bahasa Indonesia
6.Membandingkan dua KS dari dua orang pengarang berwarga Negara Indonesia yang menulis dalam bahasa asing yang berbeda
7.Membandingkan KS seorang pengarang yang berwarga Negara asing di suatu Negara dengan karya pengarang dari Negara yang ditinggalinya (kedua KS ini ditulis dalam bahasa yang sama)
Menurut Sapardi Djoko Damono:
1.Sastra bandingan adalah pendekatan dalam ilmu sastra yang tidak menghasilkan teori sendiri
2.Uraian yang dilaksanakan dalam sastra bandingan berlandaskan asas banding-membandingkan
Menurut Remak:
sastra bandingan adalah kajian sastra di luar batas-batas sebuah Negara dan kajian
hubungan di antara sastra dengan bidang ilmu serta kepercayaan (seni) yang lain.
Menurut Nada:
1.Sastra bandingan adalah suatu studi atau kajian sastra suatu bangsa yang mempunyai kaitan kesejarahan dengan sastra bangsa lain, bagaimana terjalin proses saling memengaruhi antara satu dengan lainnya, apa yang telah diambil suatu sastra, dan apa pula yang telah di sumbangkannya
2.Perbedaan bahasa merupakan salah satu syarat utama bagi sastra bandingan
3.Dia membuat studi mengenai proses perpindahan sastra dari suatu daerah ke daerah lain: tipe (genre), diksi, dan gaya.
Menurut Bassnet:
1.Sastra bandingan adalah studi teks lintas budaya, berciri antar disiplin dan berkaitan dengan pola hubungan dalam kesusastraan lintas ruang dan waktu (Bassnet, 1993: 1)
2.Sastra bandingan adalah tentang relasi (hubungan dari kedua KS itu), bukan tentang esensi (isi) (Manneke Budiman, Kalam, 7)
3.Sastra bandingan adalah kajian interdisipliner atas teks-teks secara lintas budaya yang terfokus pada pola-pola hubungan dalam sastra-sastra yang berbeda baik yang bersifat lintas ruang maupun lintas waktu. Dikatakan minimalis karena ada banyak praktik kajian sastra yang melibatkan lebih satu teks, tetapi tidak dilakukan secara lintas budaya, lintas ruang, dan lintas waktu (Bassnet: Manneke Budiman, Kalam, 7)
4.Apabila terpisah dari persoalan utama budaya dan identitas kebangsaan, kesusastraan bandingan kehilangan tujuan (Bassnet: 41/64)
Menurut Budi Darma:
Sastra bandingan lahir dari kesadaran bahwa sastra tidak tunggal, namun perbedaannya kesamaan terjadi karena masalah manusia, sebagaimana yang plural, dan bahkan semua sastra ada kesamaan-kesamaan dan perbedaan terekam dalam sastra, pada hakikatnya universal, dan perbedaan-perbedaan terjadi karena mau tidak mau sastra didominasi oleh situasi dan kondisi tempatan (Darma, 2007: 53)
Biasanya masalah yang dihadapi oleh manusia yang tertuang dalam KS diantaranya masalah kemiskinan, cinta, kesenjangan social, kondisi social setiap orang itu berbeda-beda, perbedaan sikap manusia menhadapi masalah, kemiskinan dihadapi secara individu, masalah di sini adalah masalah universal. Misal, masyarakat Madura dan Surabaya umumnya berbeda. Biasanya orang yang dari daerah tandus itu orang yang suka bekerja keras.
Bahwa subjek ini (sastra bandingan) berkembang dan meluas di banyak tempat di dunia di mana ia dengan jelas dihubungkaitkan dengan persoalan budaya dan jati diri bangsa (Bassnet, 1993: 8).
Orang Malaysia adalah orang yang menghormati agama, jadi di Malaysia itu sangat damai. Meningkatkan rasa nasionalisme yang sangat tinggi. Tahun 70-90 an banyak tenaga guru dari Indonesia yang dikontrak untuk mengajar di Malysia.
Menurut Sahlan Moh. Saman, unsure-unsur yang dibandingkan dalam sastra bandingan yaitu:
1.Kritik dan teori kesusastraan
2.Gerakan kesusastraan
3.Kajian tema
4.Kajian bentuk (genre)
5.Hubungan kesusastraan dengan: sejarah, sejarah falsafah, kesan perbuahan, sumber dan pengaruh, masyarakat, disiplin sains, dan disiplin seni yang lain
(Saman dalam Ahmad, 1994: 20)
Contoh: Sastra bandingan yang dilakukan oleh HB Jassin yaitu membandingkan angkatan 60-an dan angkatan 70-an. Misal tentang tema, tema novel di Indonesia pada saat-saat ini banyak didominasi dengan tema-tema masalah keagamaan, contoh: ayat-ayat cinta, ketika cinta bertasbih, dan lain-lain.
Menurut Clements (dalam bukunya Sapardi Djoko Damono), pendekatan dalam sastra bandingan:
1.Tema/mitos
2.Genre dan bentuk
3.Gerakan atau zaman
4.Hubungan sastra sebagai bahan bagi berkembangnya teori yang terus-menerus bergulir
Menurut Jost (dalam bukunya Sapardi Djoko Damono):
1.Pengaruh dan analogi
2.Gerakan dan kecenderungan
3.Genre dan bentuk
4.Motif, tipe, dan tema
Motif dalam dongeng ada banyak motif yang digunakan, misalnya: lutung, biawak, dan kesenderungan kesemuanya itu banyak kesamaan.
1.Menghapus pandangan sempit sastra nasional, dan untuk menghilangkan anggapan baha sastra nasional yang satu lebih baik dari sastra nasional yang lain.
2.Untuk melihat perkembangan buah pikiran dalam kehidupan manusia, bagaimana buah pikiran tersebut muncul dan meluas ke berbagai tempat dan bangsa di dunia ini.
Sifat kajian:
1.Kajian bersifat komparatif
Menitikberatkan pada penelaahan teks KS yang dibandingkan, misalnya: studi pengaruh, afinitas, dan intertekstualitas.
2.Kajian bersifat historis
Memusatkan perhatian pada nilai-nilai historis yang melatarbelakangi antara KS dengan karya lainnya.
3.Kajian bersifat teoritis
Menggambarkan tentang konsep, criteria, batasan, atau aturan-aturan berbagai bidang kesusastraan seperti aliran, genre, bentuk, teori pendekatan, kritik sastra, dsb.
4.Kajian bersifat antar disiplin
Kajian sastra dengan disiplin ilmu yang lain.
Posting Komentar