Istilah dapat berupa (1) bentuk dasar, (2) bentuk berafiks, (3) bentuk ulang, (4) bentuk majemuk, (5) bentuk analogi, (6) hasil metanalisis, (7) singkatan, (8) akronim.
III.1 Istilah Bentuk Dasar
Istilah bentuk dasar dipilih di antara kelas kata utama, seperti nomina, verba, adjektiva, dan numeralia.
Misalnya :
Nomina : kaidah rule
busur bow
cahaya light
Verba : keluar out
Uji test
Tekan press
Adjektiva : kenyal elastic
Acak random
Cemas anxious
Numeralia : gaya empat four force
(pukulan) satu-dua one-two
(bus) dua tingkat double decker
Istilah bentuk berafiks disusun dari bentuk dasar dengan penambahan prefiks, infiks, sufiks, dan konfiks seturut kaidah pementukan kata bahasa Indonesia, misalnya dari bentuk pirsa menjadi pemirsa, bukan pirsawan ; dari hantar menjadi keterhantaran, bukan kehantaran. Istilah bentuk berafiks menunjukkan pertalian yang teratur antara bentuk dan maknanya. Istilah bentuk berafiks tersebut mengikuti paradigm berikut, yang unsur-unsurnya demi kejelasan dimasukkan dalam berbagai kotak.
III.2.1 Paradigma Bentuk Berafiks ber-
Ber- Tani = bertani petani pertanian
bel- ajar = belajar pelajar pelajaran
ber- ubah = berubah peubah perubahan
Istilah berafiks petani, pelajar, peubah yang mengacu kepada pelaku atau alat, dan
pertanian, pelajaran, perubahan yang mengacu ke hal, keadaan, atau tempat dibentuk dari verba bertani, belajar, berubah yang berasal dari bentuk dasar tani, ajar, dan ubah.
III.2.2 Paradigma Bentuk Berafiks meng
men- tulis = menulis penulis penulisan tulisan
meng- ubah = mengubah pengubah pengubahan ubahan
mem- besarkan = membesarkan pembesar pembesaran besaran
meng- ajari = mengajari pengajar pengajaran ajaran
Istilah berafiks penulis, pengubah, pembesar, pengajar, yang mengacu kepada pelakuatau alat, dan penulisan, pngubahan, pengajaran yang mengacu ke proses atau perbuatan serta tulisan, ubahan, besaran, ajaran yang mengacu ke hasil dijabarkan dari verba menulis, mengubah, membesarkan, mengajar yang berasal dari bentuk dasar tu-lis, ubah, besar, dan ajar.
mem- berdayakan = memberdayakan pemberdaya pemberdayaan
mem- berhentikan = memberhentikan pemberhenti pemberhentian
mem- belajarkan = membelajarkan pembelajar pembelajaran
Istilah berafiks pemberdaya, pemberhenti, pembelajar yang mengacu kepada pelakudan pemberdayaan, pemberhentian, pembelajaran yang mengacu ke perbuatandibentuk dari verba memberdayakan, memberhentikan, membelajarkan yang dibentukdari berdaya, berhenti, belajar yang berasal dari bentuk dasar daya, henti, dan ajar.
Mem- persatukan = mempersatukan pemersatu pemersatuan persatuan
Istilah berafiks pemersatu, pemeroleh, pemelajar yang mengacu kepada pelaku danpemersatuan, pemerolehan, pemelajaran yang mengacu ke perbuatan atau proses serta persatuan, perolehan, pelajaran yang mengacu ke hasil dibentuk dari verba mempersatukan, memperoleh, mempelajari yang dibentuka dari bersatu, beroleh, belajar yang berasal dari bentuk dasar satu, oleh, ajar.
III.2.3 Paradigma Bentuk Berkonfiks ke—an
ke—an saksi kesaksian
ke—an bermakna kebermaknaan
ke—an terpuruk keterpurukan
ke—an seragam keseragaman
Istilah berkonfiks ke—an yang mengacu ke hal atau keadaan dibentuk dari pangkal yang berupa bentuk dasar atau bentuk yang berprefiks ber-, ter-, se-, seperti saksi,
bermakna, terpuruk,dan seragam.
III.2.4 Paradigma Bentuk Berinfiks –er-, -el-, -em-, in-
Sabut serabut gigi gerigi
Tunjuk telunjuk gembung gelembung
Kelut kemelut getar gemetar
Kerja kinerja sambung sinambung
Istilah berinfiks –er-, -el-, -em-, -in- seperti serabut, gerigi, telunjuk, gelembung, kemelut, gemetar, kinerja, sinambung yang mengacu ke jumlah, kemiripan, atau hasil dibentuk dari dasar sabut, gigi, tunjuk, gembung, kelut, getar, kerja dan sambung.
III.3 Istilah Bentuk Ulang
Istilah bentuk ulang dapat berupa ulangan bentuk dasar seutuhnya atau sebagiannya dengan atau tanpa pengimbuhan dan pengubahan bunyi.
III.3.1 Bentuk Ulang Utuh
Istilah bentuk ulang utuh yag mengacu ke kemiripan dapat dilihat pada contoh berikut : Ubur-ubur, paru-paru, anal-anal, langit-langit, Undur-undur, kanak-kanak, kunang-kunang, kuda-kuda.
III.3.2 Bentuk Ulang Suku Awal
Istilah bentuk ulang suku awal (dwipurwa) yang dibentuk melalui pengulangan konsonan awal dengan penambahan ‘pepet’ dapat dilihat pada contoh berikut.
Laki lelaki
rata merata
Tangga tetangga
buku bebuku
Jarring jejaring
tikus tetikus
III.3.3 Bentuk Ulang Berafiks
Istilah bentuk ulang dengan afiksasi dibentuk melalui paradigma berikut:
Daun dedaunan
Pohon pepohonan
Rumput rerumputan
Istilah bentuk ulang dedaunan, pepohonan, rerumputan yang mengacu ke berbagai macam,keanekaan dibentuk dari dasar daun, pohon, dan rumput yang mengalami perulangan.
III.3.4 Bentuk Ulang Salin Suara
Istilah bentuk ulang salin suara dibentuk melalui pengulangan dengan perubahan bunyi.
Perhatikan contoh berikut.
Sayur sayur-mayur warna warna-warni
Beras beras-petas teka teka-teki
Serta serta-merta balik bolak-balik
Dari segi makna, perulangan dengan cara itu mengandung makna ‘bermacam-macam’.
III.4 Istilah Bentuk Majemuk
Istilah bentuk majemuk atau kompositum merupakan hasil penggabungan dua bentuk atau lebih, yang menjadi satuan leksikal baru. Gabungan kata itu berupa (1) gabungan bentuk bebas dengan bentuk bebas, (2) bentuk bebas dengan bentuk terikat, atau (3) bentuk terikat dengan bentuk terikat.
III.4.1 Gabungan Bentuk Bebas
Istilah majemuk bentuk bebas merupakan penggabungan dua unsur atau lebih, yang unsure-unsurnya dapat berdiri sendiri sebagai bentuk bebas. Gabungan bentuk bebas meliputi gabungan (a) bentuk dasar dengan bentuk dasar, (b) bentuk dasar dengan bentuk berafiks
atau sebaliknya, dan (c) bentuk berafiks dengan bentuk berafiks.
III.4.1.1Gabungan Bentuk Dasar
Istilah majemuk gabungan bentuk dasar merupakan penggabungan dua bentuk dasar atau lebih.
Garis lintang kereta api listrik
Masa depan rumah sangat sederhana
Rawat jalan
III.4.1.2Gabungan Bentuk Dasar dan Bentuk Berafiks
Istilah majemuk bentuk gabungan ini merupakan penggabungan bentuk berafiks dan bentuk berafiks atau sebaliknya.
Proses berdaur menembak jatuh
Sistem pencernaan tertangkap tangan
Istilah majemuk bentuk gabungan ini merupakan penggabungan bentuk berafiks dan bentuk berafiks.
Misalnya :
Kesehatan lingkungan
Perawatan kecelakaan
Pembangunan berkelanjutan
III.4.2 Gabungan Bentuk Bebas dengan Bentuk Terikat
Istilah majemuk bentuk gabungan ini merupakan penggabungan dua bentuk, atau lebih, yang salah satu unsurnya tidak dapat berdiri sendiri. Ada sejumlah bentuk terikat yang dapat digunakan dalam pembentukan istilah yang berasal dari bahasa Jawa Kuno dan Melayu.
Misalnya :
adi-
adikarya masterpiece
adikuasa superpower
aneka-
anekabahasa multilingual
anekawarna multicolored
antar-
antarkota intercity
antarbangsa international
awa-
awaair dewater
awalengas dehumidity
catur-
caturwulan quarter
caturlarik quatrain
dasa-
dasawarsa decade
dasalomba decathlon
dur-
durhaka rebellious
dursila unethical
dwi-
dwimingguan biweekly
dwibahasa bilingual
eka-
ekamatra unidimension
ekasuku monosyllable
lajak-
lajaklaku overaction
lajakaktif overactive
lewah-
lewahumur overage
lewahbanyak abundant
lir-
lirintan diamondike
lirruang spacelike
maha-
mahatahu omniscient
maharatu empress
nir-
nirlaba non-profit
nirgelar nondegree
panca-
pancamuka multifaceted
pancaragam variegated
pasca-
pascapanen postharvest
pascasarjana postgraduate
pra-
prasejarah prehistory
prasangka prejudice
pramu-
pramugari stewardess
pramuniaga salesperson
pramuwisata touristguide
purba-
purbawisesa absolute power
purbakalawan archeologist
purna-
purnawaktu full-time
purnabakti retirement
su-
sujana man of good character
susila good morals
swa-
swasembada self-reliance
swalayan self-service
tak-
taksa ambiguous
takadil unjust
tan-
tansuara soundless
tanwarna colorless
tri-
trilipat threefold
triunsur triadic
tuna-
tunahargadiri inferiority
tunakarya unemployed
Sementara itu, bentuk terikat yang berasal dari bahasa asing Barat, dengan beberapa perkecualian, langsung diserap bersama-sama dengan kata lain yang mengikutinya. Contoh gabungan bentuk asing Barat dengan kata Melayu-Indonesia adalah sebagai berikut.
Globalization globalisasi
Modernization modernisasi
Gabungan bentuk bebas dan bentuk terikat seperti –wan dan –wati dapat dilihat pada contoh berikut.
Ilmuwan scientist
Seniwati woman artist
Mahakuasa omnipotent
III.4.3 Gabungan Bentuk Terikat
Istilah majemuk bentuk gabungan ini merupakan penggabungan bentuk terikat, dan bentuk terikat unsur itu ditulis serangkai, tidak diberi tanda hubung.
Misalnya :
Dasawarsa decade
Swatantra selfgovernment
III.5 Istilah Bentuk Analogi
Istilah bentuk analogi bertolak dari pola bentuk istilah yang sudah ada, seperti berdasarkan pola bentuk pegulat, tata bahasa, juru tulis, pramugari, dengan pola analogi pada istilah tersebut dibentuk berbagai istilah lain.
Misalnya :
Pegolf (golfer), peselancar (surfer)
Tata graham (housekeeping), tata kelola (governance)
Juru masak (cook), juru bicara (spokesman)
Pramuniaga (salesperson), pramusiwi (baby-sitter)
III.6Istilah Hasil Metanalisis
Istilah hasil metanalisis terbentuk melalui analisis unsur yang keliru.
Misalnya :
Kata mupakat (mufakat) diuraikan menjadi mu + pakat ; lalu ada kata sepakat.
Kata dasar perinci disangka terdiri atas pe + rinci sehingga muncul istilah rinci dan rincian.
III.7Istilah Bentuk Singkatan
Istilah bentuk singkatan ialah bentuk yang penulisannya dipendekkan menurut tiga cara berikut.
a. Istilah yang bentuk tulisannya terdiri atas satu huruf atau lebih yang dilisankan sesuai dengan bentuk istilah lengkapnya.
Misalnya :
cm yang dilisankan sentimeter
l yang dilisankan liter
sin yang dilisankan sinus
tg yang dilisankan tangen
b. Istilah yang bentuk tulisannya terdiri atas satu huruf atau lebih yang lazim dilisankan huruf demi huruf.
Misalnya :
DDT (diklorodifeniltrikloroetana) yang dilisankan de-de-te
KVA (kilovolt-ampere) yang dilisankan ka-ve-a
TL (tube luminescent) yang dilisankan te-el
c. Istilah yang sebagian unsurnya ditanggalkan.
Misalnya :
Ekspres yang berasal dari kereta api ekpres
Kawat yang berasal dari surat kawat
Harian yang berasal dari surat kabar harian
Lab yang berasal dari laboratorium
Info yang berasal dari informasi
Demo yang berasal dari demonstrasi
Promo yang berasal dari promosi
III.8 Istilah Bentuk Akronim
Istilah bentuk akronim ialah istilah pemendekan bentuk majemuk yang berupa gabungan huruf awal suku kata, gabungan suku kata, ataupun gabungan huruf awal dan suku kata dari deret kata yang diperlakukan sebagai kata.
Misalnya :
Air susu ibu asi
Bukti pelanggaran tilang
Pengawasan melekat waskat
Peluru kendali (guided missile) rudal
Cairan alir (lotion) calir
III.9 Lambang Huruf
Lambang huruf ialah satu huruf atau lebih yang melambangkan konsep dasar ilmiah seperti kuantitas dan nama unsur. Lambang huruf tidak diikuti tanda titik.
Misalnya :
F gaya
N nitrogen
Hg raksa (kimia)
m meter
NaCl natrium klorida
Rp rupiah
$ dolar
Gambar lambang ialah gambar atau tanda lain yang melambangkan konsep ilmiah menurut konvensi bidang ilmu yang bersangkutan.
Misalnya :
≅ kongruen (matematika)
≡ identik (matematika)
Σ jumlah beruntun (matematika)
~ setara (matematika)
♂ jantan (biologi)
♀ betina (biologi)
Х disilangkan dengan; hibrida (biologi)
↓ menunjukkan endapan zat (kimia)
◊ cincin benzena (kimia)
✶ bintang (astronomi)
☼ matahari; Ahad (astronomi)
(atau) bulan; Senin (astronomi)
З dram; 3.887 gram (farmasi)
f° folio (ukuran kertas)
4° kuarto (ukuran kertas)
U pon (dagang)
& dan (dagang)
pp pianissimo, sangat lembut (musik)
f forte, nyaring (musik)
* asterisk, takgramatikal, (linguistik)
bentuk rekonstruksi
< dijabarkan dari (linguistik)
III.11 Satuan Dasar Sistem Internasional (SI)
Satuan dasar sistem Internasional (Système Internasional d'Unités) yang diperjanjikan secara internasional dinyatakan dengan huruf lambang.
Besaran Dasar Lambang Satuan Dasar :
arus listrik/elektrik A ampere
intensitas cahaya cd kandela
kuantitas zat mol mol
massa kg kilogram
panjang m meter
suhu termodinamika K kelvin
waktu s sekon, detik
Satuan Suplementer Lambang Besar Dasar
sudut datar rad radiah
Lambang satuan yang didasarkan pada nama orang dinyatakan dengan huruf kapital. Bentuk lengkap satuan ini ditulis dengan huruf kecil untuk membedakannya dengan nama pribadi orang.
Misalnya :
5A arus 5 ampere hukum Ampere
3C muatan 3 coulomb hukum Coulomb
6N gaya 6 newton hukum Newton
293 K suhu 293 kelvin skala suhu Kelvin
8Ci aktivitas 8 curie suhu curie
3.12Kelipatan dan Fraksi Satuan Dasar
Untuk menyatakan kelipatan dan fraksi satuan dasar atau turunan digunakan nama dan lambang bentuk terikat berikut.
Faktor Lambang Bentuk Terikat Contoh
10¹² T tera- terahertz
109 G giga- gigawatt
106 M mega- megaton
10³ k kilo- kiloliter
10² h hekto- hektoliter
10¹ da deka- dekaliter
10ˉ¹ d desi- desigram
10ˉ² c senti- sentimeter
10ˉ³ m mili- milivolt
10-6 ̀μ mikro- mikrometer
10-9 n nano- nanogram
10-12 p piko- pikofarad
10-15 f femto- femtoampere
10-18 a ato- atogram
3.13Sistem Bilangan Besar
Sistem bilangan besar di atas satu juta yang dianjurkan adalah sebagai berikut.
109 biliun jumlah nol 9
1012 triliun jumlah nol 12
1015 kuadriliunjumlah nol 15
1018 kuintiliun jumlah nol 18
1021sekstiliun jumlah nol 21
1024 septiliun jumlah nol 24
1027 oktiliun jumlah nol 27
1030 noniliun jumlah nol 30
1033 desiliun jumlah nol 33
Sistem yang tersebut di atas antara lain juga digunakan di Amerika Serikat, Rusia, dan Prancis. Di samping itu, masih ada sistem bilangan besar yang berlaku di Inggris, Jerman, dan Belanda seperti dibawah ini.
109 miliar jumlah nol 9
1012 biliun jumlah nol 12
1018 triliun jumlah nol 18
1024 kuadriliunjumlah nol 24
1030 kuintiliun jumlah nol 30
3.14Tanda Desimal
Sistem Satuan Internasional menentukan bahwa tanda desimal boleh dinyatakan dengan koma atau titik. Dewasa ini beberapa negeri, termasuk Belanda dan Indonesia, masih menggunakan tanda koma desimal.
Misalnya :
3,52 atau 3.52
123,45 atau 123.45
15,000,000,00 atau 15.000.000,00
Bilangan desimal tidak dimulai dengan tanda desimal, tetapi selalu dimulai dengan angka.
Misalnya :
0,52 bukan ,52
0.52 bukan .52
Jika perlu, bilangan desimal di dalam daftar atau senarai dapat dikecualikan dari peraturan tersebut di atas.
Misalnya :
,550 234 atau .550 234
,552 76 .552 76
,554 051 .554 051
,556 1 .556 1
Bilangan yang hanya berupa angka yang dituliskan dalam tabel atau daftar dibagi menjadi kelompok-kelompok tiga angka yang dipisahkan oleh spasi tanpa penggunaan tanda desimal.
Misalnya :
3 105 724 bukan 3,105,724 atau 3.105.724
5 075 442 5,075,442 5.075.442
17 081 500 17,081,500 17.081.500
158 777 543 158,777,543 158.777.543
666 123 666,123 666.123
catatan :
dengan mengingat kemungkinan bahwa tanda desimal dapat dinyatakan dengan tanda koma atau titik, penulis karangan hendaknya memberikan catatan cara mana yang diikutinya.
Posting Komentar