a. Sejarah Perkembangan Kamus Besar Bahasa Indonesia
Dalam pengantar Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa Edisi Keempat (2008) PT Gramedia Pustaka Utama selaku penerbit mengatakan bahwa Kamus Besar Bahasa Indonesia (KUBI) sejak terbit pertama kali tahun 1988 telah mengalami penambahan lema yang sangat banyak dan bahkan dapat dikategorikan penambahan yang fantastis. Dikatakan dalam pengantar ini bahwa pada KUBI 1988 hanya dimuat 62.100 lema. Baru tiga tahun kemudian (1991) ditambahkan tidak kurang dari 5.900 lema sehingga total lema pada edisi kedua menjadi 68.000. Sepuluh tahun kemudian, 2001, edisi ketiga KUBI terbit dengan penambahan lema tidak kurang dari 10.000. Sebuah perkembangan dan penambahan lema yang tergolong signifikan dan bahkan mungkin fantastis.
Tujuh tahun kemudian, tepatnya tahun 2008, kembali 10.000 lema ditambahkan ke dalam KUBI, sehingga total seluruh lema pada edisi keempat menjadi 90.000. Melihat perkembangan seperti ini tidak diragukan lagi bahwa pada edisi-edisi berikutnya selalu akan ada penambahan lema baru. Sebuah perkembangan yang sangat menggembirakan khususnya bagi bahasa yang penggunanya hampir mendekati angka 300 juta orang ini.
b. Sejarah Perkembangan Lembaga Pusat Bahasa
Pusat Bahasa sendiri, sebagai sebuah badan atau institusi yang berada di balik usaha yang fantastis dan luar biasa ini, juga mempunyai sejarah yang tidak kalah menariknya dibandingkan dengan perkembangan kosa kata bahasa Indonesia itu sendiri. Badan atau institusi yang memang mendapat tugas menangani pengelolaan bahasa dan sastra di Indonesia ini didirikan pada tahun 1947 oleh pemerintah RI dengan nama – sebuah fenomena yang tergolong aneh sebenarnya – Instituut voor Taal en Cultuur Onderzoek. Nama dalam bahasa Belanda ini baru berubah menjadi nama dalam bahasa Indonesia pada tahun 1952 ketika pemerintah RI memutuskan untuk mengubah Instituut voor Taal en Cultuur Onderzoek menjadi Lembaga Bahasa dan Budaya. Tujuh tahun kemudian, tepatnya tahun 1959 nama lembaga ini kembali diubah menjadi Lembaga Bahasa dan Kesusasteraan. Nama ini hanya bertahan selama 7 tahun ketika pemerintah RI pada tahun 1966 kembali mengubahnya menjadi Direktorat Bahasa dan Kesusasteraan. Nama ini juga tidak bertahan lama. Tiga tahun kemudian, setelah Orde Baru berkuasa, nama pengelola dan pembina bahasa dan sastra di Indonesia ini berubah menjadi Lembaga Bahasa Nasional.
Enam tahun kemudian (1975) nama Lembaga Bahasa Nasional kembali berubah menjadi Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Nama ini bertahan cukup lama karena baru pada tahun 2000 nama lembaga ini diubah menjadi Pusat Bahasa. Nama Pusat Bahasa memang tetap bertahan sampai sekarang, tetapi melihat ada enam kali perubahan nama, maka tentu saja tidak mustahil jika suatu hari nanti pemerintah RI kembali memutuskan untuk mengubah nama ini. Persoalan nama lembaga ini tentu saja harus diserahkan pada kehendak sejarah, tetapi membincangkan sejumlah permasalahan kosa kata dalam dunia nyata dan dunia lema KUBI tentu saja perlu dilakukan tanpa harus menunggu perubahan sejarah.
Semoga Sejarah Perkembangan Kamus Besar Bahasa Indonesia dan Lembaga Pusat Bahasa dapat menjadi bahan renungan pemerintah dan ahli bahasa kita.
***
Diolah dari artikel Dr. Tri Budhi Sastrio
Universitas Pelita Harapan - Surabaya
***
Posting Komentar