INTERFERENSI
Adalah perubahan sistem suatu bahasa sehubungan dengan adanya persentuhan bahasa tersebut dengan unsur-unsur bahasa lain yang dilakukan oleh penutur yang bilingual. Kemampuan tiap penutur terhadap B1 dan B2 sangat bervariasi. Ada yang menguasai sama baiknya, tetapi adapula yang tidak. Penutur yang mempunyai kemampuan sama baiknya (berkemampuan bahasa sejajar) tidak akan mengalami kesulitan dalam menggunakan bahasa kapan saja diperlukan. Sedangkan apabila penutur mempunyai kemampuan bahasa yang tidak sama (majemuk) biasanya kesulitan menggunakan B2 karena dipengaruhi oleh B1-nya.
Interferensi reseptif dan interferensi produktif yang terdapat tindak laku penutur bilingual disebut interferensi perlakuan. Interferensi ini terjadi biasanya pada orang yang sedang belajar bahasa kedua (interferensi belajar).
Dalam kajian sosiolinguistik yang sering dibicarakan adalah interferensi yang tampak dalam perubahan sistem suatu bahasa atau biasa disebut interferensi sistemik. Misalnya para penutur bahasa Indonesia asal Tapanuli. Fonem / / pada kata seperti /dengan/ dan /rembes/ dilafalkan menjadi /d ngan/ dan /r mb s/. Contoh lain adalah kata [mBandung], [nDepok] dalam penutur bahasa Jawa dll. Sehubungan dengan interferensi dalam bidang fonologi dibedakahn menjadi interferensi substitusi (penutur bali), interferensi oferdiferensi (penutur tapanuli dan Jawa), interferensi underdiferensi (penutur Jepang) dan interferensi reinterpretasi (penutur Hawai).
Dalam bidang morfologi, interferensi terdapat dalam pembentukan kata dengan afiks. Afik digunakan untuk membentuk kata dari bahasa lain misalnya afik – isasi, afik dapat berupa sufik, prefik ataupun infiks. Dalam bidang sintaksis terjadi interferensi karena penggunaan susunan kata lain yang diterapkan dalam bahasa lainya.
Menurut Suwito (1983:59) interferensi dalam bahasa indonesia dan bahasa nusantara berlaku bolak-balik, artinya unsur bahasa daerah bisa memasuki bahasa indonesia begitu juga sebaliknya. Tetapi dengan bahasa asing bahasa indonesia hanya sebagai penerima tanpa menjadi pemberi. Karena menurut dia bahasa yang kaya hanya memberi sedangkan bahasa yang masih berkembang hanya bersifat menerima atau resepien saja. Padahal dalam kenyataanya hal tersebut tidaklah benar karena bahasa kaya pun dapat menerima bahasa yang masih berkembang misalnya kata ”bambo, mango, kampong, kapok, karma, orangutan, dan gorila” dalam bahasa inggris.
Jadi dapat disimpulkan interferensi terjadi bukan karena kekayaan bahasa tetapi lebih didukung oleh budaya yang dimiliki oleh pemakai bahasa.
INTEGRASI
Interferens dipandang sebagai pengacauan atau perusak sistem bahasa tetapi selain itu interferensi dianggap sebagai mekanisme paling penting dan dominan untuk pengembangan bahasa. Pada subsistem morfologi, fonologi dan sintaksis memang interferensi dianggap sebagai pengacauan tetapi pada subsistem kosakata dan semantik interferensi mempunyai andil besar dalam pengembangan bahasa. Dengan interfernsi bahasa resepien menjadi diperkaya oleh kosakata bahasa pendonor, yang pada mulanya dianggap sebagai pinjaman tetapi kemudian tidak lagi karena kosa kata itu telah berintegrasi menjadi bagian dari bahasa resepien.
Penerimaan unsur bahasa lain menjadi bagian suatu bahasa memerlukan waktu yang relatif panjang. Hal tersebut mungkin terjadi karena bahasa atau kata te4rsebut belum ada padananya ( ada tetapi tidak tahu). Misalnya kata research pada tahun 60-an sampai 70-an dianggap sebagi unsur yang belum berintegrasi, tetapi lama kelamaan menjadi riset karena ada penyesuaian dan kata tersebut sekarang sudah dianggap telah berintegrasi dengan bahasa Indonesia.
Proses penerimaan unsur bahasa asing awalnya tampak dilakukan secara audial. Artinya, mula-mula penutur Indonesia mendengar butir-butir leksikal itu dituturkan oleh penutur aslinya, lalu mencoba menggunakanya. Contoh integrasi jenis ini.
Sopir -chauffeur
Sirsak -zuursak
Pelopor - voorloper
Pada tahap berikutnya setelah pemerintah mengeluarkan pedoman umum pembentukan istilah dan pedoman umum ejaan bahasa indeonesia yang disempurnakan penerimaan dan penyerapan dilakukan secara visual. Artinya penyerapan menurut tulisan bahasa aslinya. Contoh system menjadi sistem, hierarchy menjadi hierarki, dll. Selain dengan cara tersebut penyerapan juga dilakukan dengan cara (1) penerjemahan langsung, (2) penerjemahan konsep. Penerjemahan langsung artinya kosakata dicarikan padananya dalam bahasa Indonesia, seperti airport menjadi bandar udara, samen werking menjadi kerja sama dll. Penerjemahan konsep artinya kosakata asing itu diteliti baik-baik konsepnya lalu dicarikan kosakata bahasa Indonesia yang konsepnya dekat dengan kosakata asing tersebut. Misalnya, brother in law menjadi ipar laki-laki, medication menjadi pengobatan.
Sebuah kata serapan jika sudah ada pada tingkatan integrasi, maka artinya kata serapan itu sudah disetujui dan converged into the new language. Karena itui proses yang terjadi dalam integrasi lazim disebut konvergensi.
SUMBER
ABDUL CHAER & LEONIE AGUSTINA (Sosiolinguistik)
Posting Komentar